Tuesday, January 20, 2015

Anda mungkin jengah dengan siaran berita di televisi yang menyuguhkan kejadian kriminal kekerasan pada anak. Bahkan hampir setiap hari ada berita seperti itu di berbagai wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Masyarakat kota dan desa sudah tidak memiliki perbedaan yang berarti. Buktinya kasus kejahatan anak dapat terjadi di mana saja. Orang-orang kota yang dianggap berpendidikan tinggi ternyata masih saja melakukan kekerasan pada anak. Pun demikian dengan orang-orang di desa. Kearifan lokal dan budaya semakin memudar akibat termakan zaman. Sehingga nilai-nilai kebaikan pun seakan tergadai kan oleh kepentingan pribadi. Desa dan kota hampir sama.

Kasus kekerasan pada anak

Kata-kata “kekerasan pada anak” dan “kejahatan pada anak” sebenarnya merupakan bentuk dari pelanggaran HAM anak. Seorang anak yang dianggap tidak berdaya dan harus mengikuti perkataan orang tua akhirnya memiliki karakter lemah. Inilah alasan dari para pelaku criminal untuk memanfaatkan mereka, mulai dari eksploitasi ekonomi, seksual dan perdagangan manusia. Mungkin anda pernah mendengar berita anak-anak yang diculik, sebagian besar adalah anak jalanan, lalu mereka diambil beberapa organ tubuhnya dan dijual. Kasus ini santer terdengar beberapa tahun lalu. Komnas perlindungan anak selalu mendapat sorotan oleh adanya kasus serupa.

Bagaimana mencegah kekerasan terhadap anak

Sebelum membahas lebih jauh tentang cara mencegah dan menghindari kekerasan anak, terlebih dahulu mengetahui penyebabnya secara pasti. kekerasan pada anak, entah di rumah maupun luar rumah, dipengaruhi oleh banyaknya tontonan TV yang tidak mendidik. apalagi TV menjadi salah satu hiburan anak-anak. Ketika mereka tidak didampingi secara intensif oleh orang tuanya, dikhawatirkan ia akan menganut berbagai adegan yang ditampilkan. Sebagai contoh tontonan pornografi, porno aksi, tawuran dan tindakan buruk lainnya. Keadaan semakin parah di saat orang tua tidak bisa atau tidak mau memberikan penjelasan kepada anak. Informasi yang didapat anak dari luar rumah bisa lebih membahayakan dirinya

Tampaknya semua wilayah di Negara ini tidak aman lagi bagi keberlangsungan hidup anak-anak. Di rumah ia bisa saja menerima perlakuan tidak baik. Di sekolah pun demikian adanya. Oknum guru dan siswa malah menjadi pelaku utama kejahatan pada anak. Lalu ke mana lagi si anak harus mengadu? Padahal tidak semua anak mau mengakui beberapa hal termasuk masalah yang ia hadapi di sekolah.

Berikut ada beberapa tips untuk mencegah dan menghindari anak dari tindak kekerasan:


  1. Ciptakan suasana hangat di dalam rumah dengan menghargai anak dan bersikap adil
  2. Jadilah pendengar yang baik bagi anak agar ia nyaman membagi segala keluh kesah yang dialami 
  3. Gunakan kata-kata yang baik namun mengesankan ketegasan dari orang tua kepada anak. Ketika anak melakukan kesalahan, nasihatilah dengan kata yang baik, bukannya langsung memukul si anak
  4. Berkomunikasi yang baik dengan anak bisa membangun hubungan harmonis antara orang tua dan anak. Menjadi orang tua perlu pintar memberi berbagai pengertian lebih awal. Hal ini juga akan mempengaruhi cara berpikirnya


Komisi Nasional Perlindungan Anak memberikan kemudahan bagi siapa saja yang ingin mengajukan pengaduan. Tampaknya sosialisasi terhadap para orang tua yang anaknya menjadi korban, melaporkan kepada pihak yang berwajib. Karena dengan melaporkan suatu kasus, kita tentu akan menyelamatkan kehidupan anak lain supaya lebih baik. Anak adalah pewaris serta pembentuk masa depan sebuah bangsa. Jika mereka mengalami trauma mendalam di masa kecil, apakah mereka sanggup membangun Indonesia lebih baik? Dengan segala beban berat yang ditanggungnya

0 comments :

Post a Comment